KAPAL PLN DIBAJAK PELAKU TEROR, HELI ANGKATAN LAUT DIKERAHKAN DALAM PENANGGULANGAN TEROSIRME
Banten - Selasa 11 Agustus 2020, "Si Vis Pacem, Para Bellum", peribahasa Latin yang kurang lebih artinya "Jika menginginkan perdamaian, maka bersiaplah untuk perang" ini tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita, terlebih lagi di lingkungan TNI.
Demi menjamin kedamaian dan keutuhan NKRI, TNI akan senantiasa berusaha untuk menjaga, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan tempurnya sehingga selalu siap sedia apabila negara dan bangsa "memanggil".
Dalam rangka melatih, menjaga dan mempertahankan kemampuan tempur pasukan elit yang dimiliki TNI, pada hari Selasa tanggal 11 Agustus 2020 Satuan Penanggulangan Teror (Satgultor) TNI yang terdiri dari gabungan tiga matra yaitu Satuan 81 Gultor (TNI AD), Detasemen Jala Mangkara/Denjaka (TNI AL), dan Detasemen Bravo (TNI AU) melaksanakan Latihan Penanggulangan Aksi Terorisme yang dilaksanakan di Merak, Banten. Latihan perdana sebagai Satuan baru ini, berhasil dilaksanakan dengan gemilang oleh Satgultor TNI dalam upaya meningkatkan Kesiapsiagaan pasukan dalam melaksanakan tugas anti teror yang diemban.
Pada kesempatan kali ini, Puspenerbal dalam hal ini Skuadron 400 Wing Udara 2 ikut ambil peran dengan mengirimkan 2 helikopter jenis Bell-412 EP sebagai unsur bantu.
Helikopter Bell-412 pertama dengan Captain Pilot Kapten Laut (P) Yoshart Yustinus S. dan Copilot Letda Laut (P) Marthin Tans Putra berperan sebagai Helikopter Evakuasi Medis Udara (EMU). Sedangkan Helikopter Bell-412 kedua dengan Captain Pilot Mayor Laut (P) Hadi Priyono dan Copilot Kapten Laut (P) Arif Heri N. berperan sebagai Heli Angkut Ringan, di mana dalam skenario latihan kali ini Heli bertugas untuk menjemput dan mengamankan sandera dari sebuah kapal PLN Bahtera Adiguna yang dibajak dan dikuasai teroris, berkat kesigapan dan skill mumpuni Pasukan Denjaka TNI AL berhasil melumpuhkan dan membawa Sandra, yang kemudian akan diselamatkan/ dievakuasi oleh Helikopter. Adapun metode yang digunakan dalam pick up sandera dan pasukan menggunakan metode STABO (Stabilized Body).
Tidak hanya sekedar bertindak sebagai unsur bantu, kesempatan yang ada ini juga dimanfaatkan oleh para pilot dan crew helikopter untuk berlatih dan meningkatkan skill serta memperdalam pengetahuan perorangan dalam prosedur pelaksanaan peran-peran helikopter menuju prajurit Penerbangan TNI AL yang handal dan profesional. Latihan dilaksanakan dengan menjunjung tinggi prosedur keamanan dan dengan penuh semangat serta ketajaman intuisi seorang prajurit Penerbangan Angkatan Laut.
Anda pembaca ke 309 dari 309