MENGENANG AKSI HEROIK KOMODOR YOS SUDARSO, PUSPENERBAL GELAR NOBAR FILM PERTEMPURAN LAUT ARAFURU
Mengenang Aksi Heroik Komodor Yos Sudarso dalam pertempuran di Laut Arafuru, 15 Januari 1962, Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) menggelar nonton bareng (Nobar) Film Dokumenter "A Brave Gentleman" di Gedung Balai Prajurit RM Moedjono Poerbonegoro Puspenerbal Juanda, Rabu malam (15/01/2019).
Acara nonton bareng tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati hari Dharma Samudera Tahun 2020, dilaksanakan secara serentak oleh satuan TNI Angkatan Laut baik didalam maupun yang sedang tugas diluar negri.
Pemutaran film pertempuran dirangkaikan dengan do’a bersama, dihadiri Komandan Puspenerbal Laksamana Pertama TNI Edwin S.H., M.Han., Wadan Puspenerbal, Para Direktur Puspenerbal, Komandan Lanudal Juanda, Komandan Wing Udara 2, Kafasharkan Pesud, Komandan Kolat Penerbal, dan Seluruh Perwira, Bintara, Tamtama, PNS Jajaran Puspenerbal.
Dalam Amanat Kasal Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, S.E., M.M., yang dibacakan Komandan Puspenerbal mengatakan Pertempuran Laut Arafuru yang terjadi pada tanggal 15 Januari 1962 telah tercatat sebagai pertempuran laut paling heroik dalam Sejarah Indonesia, tiga kapal cepat ALRI Jenis Motor Terpedo Boat Atau MTB, Yaitu RI Harimau, RI Matjan Tutul, dan RI Matjan Kumbang harus berjibaku melawan tiga kapal kombatan dan sebuah pesawat udara kerajaan belanda.
Ketiga MTB yang tergabung dalam satuan tugas Chusus-9 atau STC-9 ini, sebenarnya mengemban tugas Infiltrasi mendaratkan pasukan Angkatan Darat di timur kaimana sebagai langkah awal perjuangan Trikora, esuai dengan rencana operasi, unsur-unsur STC-9 harus kembali ke pangkalan manakala posisinya diketahui musuh, namun Armada tempur belanda terus mengejar dan menyerang tiga MTB ALRI ini, di tengah situasi genting kekuatan yang tidak seimbang itu, deputi-i men-ksal Komodor Yos Sudarso yang berada di RI Matjan Tutul sebagai senior officer present afloat mengambil alih Komando Kapal tersebut dengan melakukan manuver menyongsong gerak maju tiga kapal kombatan belanda, sehingga serangan semua kapal musuh tertuju pada RI Matjan Tutul.
Kumandang "Kobarkan Semangat Pertempuran" yang diserukan oleh Komodor Yos Sudarso lewat radio telefoni, mengiringi perlawanan RI Matjan Tutul menghadang armada musuh yang lebih unggul kekuatan nya, RI Matjan Tutul tenggelam secara Gentle And Brave bersama Komodor Yos Sudarso yang gugur sebagai kusuma bangsa.
Pengorbanan pahlawan samudera itu justru mengobarkan sentimen nasional untuk segera mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi berhasil diwujudkan pada tanggal 1 Mei 1963.
Anda pembaca ke 493 dari 493