FESTIVAL BUDAYA DAN SPIRIT MAUDORI-KYAMDORI 2020 DI SUPIORI BIAK BARAT
Biak
Diposkan oleh renbang 28 Oktober 2020 pukul 09:30:55PM
Update terakhir 28/10/2020, 09:30:55PM

Reporter : Pen_Lan Biak
Editor : Maysolikin
Fotografer : Pen_Lan Biak

Supiori - Masuknya Injil ke tanah Papua menjadi hari besar yang selalu diperingati dengan beragam acara seperti  ibadat, perarakan, teatrikal, tarian adat maupun pawai antar jemaat gereja yang terangkum dalam event Festival Budaya.

Kamis (22/10), Komandan Lanudal Biak Letkol Laut (KH) Dr. Martinus D.A.W., S.S., S.H., M.A.P hadiri undangan  Bupati Supiori Drs. Jules. F. Warikar., M.M pada acara Festival Spirit Maudori - Kyamdori 2020 yang dilaksanakan di kampung Kyamdori, distrik Supiori Barat yang merupakan kabupaten termuda di Indonesia yang terletak di Provinsi Papua. 

Ibu kota kabupaten tersebut terletak di Sorendiweri yang juga merupakan nama Selat yang memisahkan pulau Supiori dengan Biak. Kedua pulau tersebut dihubungkan dengan jembatan sepanjang 100 meter yang membentang di atas Selat Sorendiweri.

Pada tahun 1616 Jacob Le Maire dan Willem Cornelizs Schoten berlayar melewati Kepulauan Biak Numfor sehingga untuk pertama kali disebut Schouten Eilanden. Pada periode ini juga tepatnya tanggal 26 April 1908 Pendeta F.J.F Fan Hasselt membuka Pos Zending pertama di Maudori dengan menempatkan Guru Petrus Kafiar putra asli Maudori (Biak) yang menjadi Guru Injil pertama di Irian Jaya. Petrus Kafiar adalah lulusan dari Depok Jawa Barat. Kafiar memiliki nama kecil sebagai Noseni yang kemudian tumbuh besar menjadi guru pertama di Papua untuk bimbingan orang Portugis untuk menjadi seorang guru injil, mendidik dan membentuk moral penduduk asli Biak menjadi lebih baik. 

Acara yang diselenggarakan di pesisir pantai Maudori tersebut digagas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Supiori dan berlangsung selama 3 hari (22 s.d 24 Oktober 2020) diisi dengan parade hasil kerajinan dan kuliner khas Supriori, lomba tarian tradisional, teatrikal, ibadat dan  ziarah laut.

Pada acara pembukaan Festival disuguhkan teaterikal yang diperankan penduduk setempat yang menceritakan kedatangan Petrus Kafiar di Maudori untuk menyebarkan ajaran injil. Teaterikal tersebut menggambarkan sejarah masuknya Injil beserta ajaran-ajarannya ke tanah Papua yang saat itu disebut sebagai zaman kegelapan. Kegelapan yang dimaksud adalah alam pulau Biak yang masih berupa hutan belantara, ganasnya penyakit malaria dan flu yang mematikan, cuaca yang ekstrem yang dipengaruhi kondisi Samudera Pasifik dan sering menyebabkan kapal layar terdampar di Biak, dan penduduk suku yang masih sangat sederhana (primitif).

Masuknya Injil beserta ajaran yang telah dianut masyarakat Papua disebut membawa cahaya tersendiri bagi masyarakat setempat yang bermakna ajaran tersebut mampu menyadarkan penduduk pribumi untuk mau belajar, hidup lebih beradab, membangun kampung dan hidup rukun. 

Bupati Supiori diwakili oleh Wakil Bupati Supiori Onesias Rumere, S.Sos. M.Si secara resmi membuka acara tersebut dan menghimbau agar masyarakat Supriori turut mensukseskan jalannya festival yang berlangsung dengan berbagai kegiatan yang telah disusun. Festival ini selanjutnya akan dijadikan event tahunan dan sekaligus menjadi program wisata religi, wisata bahari dan wisata etnik budaya. Wakil Bupati yang akrab disapa Pace One ini  berharap melalui event tersebut Dinas Pariwisata dapat melihat sejumlah potensi wisata di kabupaten Supiori yang disebut-sebut sebagai surga yang tersembunyi di ujung timur indonesia dan selama ini belum sepenuhnya dikelola secara baik dan menjadi pemasukan bagi daerah.

Adapun tema festival ini adalah Dengan Festival Spirit Maudori-Kyamdori Kita Tingkatkan Kunjungan Wisatawan dan Menjadikan Maudori Sebagai Wisata Rohani.
Melalui Festival Spirit Maudori-Kyamdori ini diharapkan dapat memberikan informasi dan memperkenalkan Potensi serta Pesona Pariwisata Kabupaten Supiori. Dengan kata lain potensi daerah Supiori perlu dikelola dengan baik sebagai destinasi wisata rohani, wisata bahari, wisata edukasi guna meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar daerah tujuan wisata.

Dalam kesempatan festival tersebut Danlanudal diundang secara khusus karena dianggap eksper di bidang pendidikan dan budaya Papua. Bersama Wakil Bupati Supiori dan Kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berharap kiranya dapat menindaklanjuti festival ini dengan mengadakan forum budaya. Danlanudal Biak menyambut baik dan mempersilahkan untuk beracara di Pangkalan Udara TNI AL Biak di Sorido sebagai wujud melestarikan warisan leluhur atau kearifan lokal (heritage of minkind) bagi masyarakat Biak khususnya dan masyarakat Papua pada umumnya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua BP Am Sinode GKI Wilayah III, Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Supiori, Kapolsek Supiori Barat mewakili Kapolres, Para Pimpinan OPD dan juga Peserta dari setiap kampung yang akan tampil dalam kegiatan lomba yang diselenggarakan oleh panitia. (Mrt/Ar).
 

 



Anda pembaca ke 794 dari 794