Sea and jungle survival merupakan program latihan rutin Puspenerbal dalam menghadapi keadaan darurat di air/ditching. Tepatnya pada tanggal 14/03/2016 sampai dengan 18/03/2016 Puspenerbal kembali mengadakan Latihan Sea and Jungle survival TA 2016 di Tanjungpinang dan Kijang Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Kegiatan latihan ini diberi tema "PUSPENERBAL MENYELENGGARAKAN LATIHAN SURVIVALPENERBANG TNI AL TA 2016 DI TANJUNGPINANG DALAM RANGKA MENDUKUNG KESIAPAN OPERASIONAL GUNA MELAKSANAKAN TUGAS POKOK TNI AL".
Latihan survival ini diikuti oleh Perwakilan personel dari Lanudal Juanda, Wing Udara 2, Lanudal TPI dan Fasharkan Pesud. Dihadiri pula oleh beberapa anggota Kopaska Koarmabar, Yonmarhanlantamal IV TPI dan pendukung latihan dari Itjenal, Sopsal dan Spamal. Sekenario latihan survival ini untuk mendukung kesiapan operasional awak Penerbang TNI AL dengan melibatkan Satu unsur Pesud Casa dari Pangkalan Udara TNI AL Tanjungpinang (Lanudal TPI).
Adapun sekenario latihan Satu unsur Pesud Casa NC-212 nomor lambung U-9XX take off dari Pangkalan Udara TNI AL Tanjungpinang (Lanudal TPI) untuk melaksanakan patroli sektor C-3. Setelah tiga jam melaksanakan patroli di ketinggian terbang 1.000 feet., Pilot memutuskan kembali ke Lanudal TPI. Ditengah perjalanan Pesud melewati cuaca buruk (bad weather) dan tiba-tiba indicator Pressure oil drop kemudian terjadi emergency engine fail. Pilotmelaksanakan prosedureemergency engine fail dan fly the aircraft berusaha mempertahankan ketinggian, namun gagal sehingga Pilot memutuskan untuk mengarahkan Pesud menuju pantai terdekat. Dengan sisa waktu yang ada Pilot melaksanakan prosedur emergency ditching dan melaksanakan komunikasi untuk melaporkan posisi terakhir kepada ATC serta Pangkalan TNI AL. Setelah prosedur pendaratan di laut berhasil dilaksanakan, Pilot dan seluruh crew berusaha menyelamatkan diri dan bertahan hidup di laut.
Komando atas memerintahkan Pesud Casa U-618 melaksanakan searching di koordinat terakhir dan menemukan crew yang mengapung dilaut, selanjutnya melaporkan posisi kepada komando atas. Setelah itu komando atas memerintahkan Pilot Casa U-618 untuk melaksanakan penerjunan liferaft. Crew U-9XX berenang menuju liferaft menaiki dan bermalam di atasnya melaksanakan bertahan hidup (survive) dilaut dengan praktek Solar Still, mencari hewan laut dan antisipasi ancaman dari hewan berbahaya seperti Ikan Hiu. Keesokan harinya survivor berupaya menuju daratan terdekat untuk menghindari ancaman yang bisa membahayakan nyawa dengan segala fasilitas yang ada. Setelah mencapai pantai/daratan seluruh crew memutuskan untuk melanjutkan perjalanan meninggalkan pantai untuk menuju hutan mencari tempat perlindungan yang lebih aman. Seluruh crew melaksanakan perjalanan peta dan kompas menuju ke tempat perlindungan yang lebih aman untuk mendapatkan bantuan dan pertolongan guna bertahan hidup selama di hutan. Selama mempertahankan hidup di hutan, Survivor membuat jebakan hewan, membuat api dari bambu dan mencari sumber makanan dan minuman yang bisa dimanfaatkan. Pada saat bertahan hidup di hutan Survivor melihat adanya helikopter yang terbang melintas, kemudian salah satu survivor menyalakan flare dan menggunakan pantulan cahaya cermin untuk memberikan tanda kepada Pilot helikopter tersebut. Pilot helikopter NV-409 mengetahui posisi para survivor dan dilaporkan kepada komando atas. Berdasarkan kondisi medan dan cuaca yang kurang mendukung untuk dilaksanakan evakuasi, maka komando atas memerintahkan Pilot helikopter untuk melaksanakan dukungan logistik dengan teknik Air Supply. Setelah mendapatkan dukungan logistik cuaca semakin gelap maka survivor memutuskan untuk berbivak. Keesokan hari survivor melanjutkan perjalanan menuju/ pemukiman penduduk untuk mendapatkan pertolongan dan bantuan.